MENGGANGGU: Pemotor menepi di seberang jalan lantaran kendaraannya bermasalah akibat rusaknya jalan di wilayah Parungpanjang. |
Julukan anyar ini merupakan puncak kekecewaan warga akibat semakin meningkatnya volume lalu-lalang truk yang membuat debu di mana-mana. Kejadian ini bahkan sudah terjadi bertahun-tahun.
“Bogor itu dikenal dengan Kota Hujan. Namun di Parungpanjang ini bukan Kota Hujan, tapi Kota Debu. Setiap hari, dari pagi sampai malam disuguhi debu,” ujar tokoh pemuda Parungpanjang, Eki Maulana kepada Radar Bogor.
Warga, kata dia, merasa sangat terganggu karena setiap hari disuguhi debu. Apalagi, tidak ada iktikad baik dari Pemkab Bogor untuk mencari solusinya. Karena itu, lanjutnya, jalan satu-satunya adalah dengan mengadu langsung ke Presiden Joko Widodo (Jokowi). “Kami akan segera ke Istana Bogor mengadukan nasib warga secara langsung,” ujarnya.
Kenapa langsung ke istana? Menurut dia, kebetulan presiden akan berkantor di Bogor selama sebulan. Hal itu dirasa merupakan momentum yang bagus untuk menyuarakan unek-unek warga. “Kami akan ngadu terkait debu, jalan rusak, dan kendaraan besar pengangkut hasil tambang yang melintas di Kecamatan Parungpanjang,” tuturya.
Ya, aksi ini merupakan klimaks dari segala permasalahan penyalahgunaan jalan provinsi menjadi jalan tambang di Parungpanjang. Terlebih, keluhan yang mereka lakukan ke pemerintah kecamatan, pemkab, dan teranyar ke Pemprov Jabar, tak kunjung digubris. “Oleh karena itu, kami harus temui pemerintahan yang lebih atas lagi. Kami harus temui Presiden Jokowi,” timpal tokoh masyarakat Parungpanjang, Ache Imran.
Rencananya, demo masyarakat Parungpanjang ke Istana Bogor akan dilaksanakan pada Rabu (6/12) mendatang. “Pembagian tugas sudah dilakukan. Mulai siapa yang mengurus perizinan sampai transportasi dan akomodasi,” pungkasnya.(all/c)
sumber : radarbogor.id