Cerita 7 Orang Tewas Keracunan Gas Limbah Kardus di Bogor
Monday, October 02, 2017
0
"Ketujuh korban tewas diduga karena menghirup gas beracun saat turun ke dalam bak atau kolam penampungan air limbah trey kardus telur," kata Kepala Kepolisian Resor Bogor Ajun Komisaris Besar Andi Muhammad Dicy pada Sabtu, 30 September 2017.
"Korban tewas dievakuasi dari dasar kolam limbah hingga pukul 21.45, dan semuanya dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk diautopsi," kata Andi.
Berdasarkan informasi sejumlah tim gabungan dari TRC, BPBD, Basarnas, Puslabfor, TNI, serta Polri, limbah dan gas beracun itu berasal dari bahan kimia (H2S) untuk pembuatan kardus telur.
Andi menjelaskan, para korban ditemukan tewas sekitar pukul 14.30 WIB di dalam bak dengan kedalaman sekitar 4 meter dan berukuran sekitar 4 x 4 meter. Para korban adalah Mulyadi, 19 tahun, warga Kampung Mancak, Desa Labuan, Serang; Joko (30), warga Surabaya; Ade setiawan (40); Iwan (35); Into (17); Dedi Junaedi (45); dan Samsuri (45), warga Kampung Cibunar, Parungpanjang.
Menurut Andi, tiga korban di antaranya adalah pegawai yang sedang membersihkan kolam, sedangkan empat lainnya warga yang akan menolong. Peristiwa nahas itu bermula ketika Iwan, pegawai tempat pembuatan karton telur, akan menguras limbah kardus dengan cara turun ke kolam menggunakan tangga bambu. Hanya dalam dua menit korban jatuh pingsan sehingga tubuhnya terendam lumpur limbah kardus telur.
Melihat Iwan pingsan, Ahmad Holil, temannya sesama pegawai yang berada di tepi bak, berteriak meminta pertolongan. Dua pegawai lainnya dan empat warga sekitar langsung turun ke kolam untuk menolong korban. "Namun semua orang yang turun ke kolam satu demi satu lemas dan jatuh pingsan, dan akhirnya meninggal," kata dia.
Kepala Unit Satpol PP Kecamatan Parungpanjang Tajudin menerangkan, gas yang mengakibatkan keracunan itu diduga dipicu oleh kolam atau bak penampungan limbah kardus telur yang sudah lama tidak dibersihkan sehingga sangat bau. "Limbah kardus dalam kolam sudah menjadi lumpur dan mengeluarkan bau menyengat," ujarnya.
Akibat kejadian tersebut, H Abak Marta Wijaya, 55 tahun, pemilik perusahaan kemasan telur tengah diperiksa polisi. Untuk menghindari korban keracunan gas bertambah, lokasi perusahaan terutama bak atau kolam penampungan limbah dipasang garis polisi.
Sumber : fokus.tempo.co
Tags