Rusun akan Dibongkar, Perumnas Usir Penghuni

jagasira
0
Reporter: 

Tempo.co

Editor: 

Suseno TNR

Anak-anak bermain di Rumah Susun Bumi Cengkareng Indah, Cengkareng, Jakarta, 17 April 2007. Dok. TEMP/Dimas Aryo

TEMPO.CO, Jakarta - Perum Perumnas meminta agar 450 keluarga yang menghuni blok Dahlia, rumah susun sewa Bumi Cengkareng Indah, Cengkareng, Jakarta Barat, untuk segera mengosongkan unit hunian yang mereka tempati. Alasan kondisi gedung sudah tua dan bisa mengancam keselamatan. Apalagi perjanjian sewa sudah berakhir pada bulan lalu dan tidak bisa diperpanjang. Permintaan Perumans lewat surat bertanggal 21 Juni 2017 itu tentu saja membuat penghuni resah.“Seharusnya ada pembicaraan lebih lanjut dulu. Ini tiba-tiba ada surat perintah pengosongan,” ujar Pandiyana, 45 tahun, kepada Tempo, Kamis, 13 Juli 2107.

Perumnas akan membongkar delapan tower blok Dahlia. Keinginan perusahaan pelat merah itu disampaikan kepada penghuni sejak Februari lalu. Saat itu, para penghuni sempat mempertanyakan hasil uji kelayakan fisik bangunan yang diklaim mengkhawatirkan. Tapi mereka tak mendapatkan penjelasan yang memuaskan.

Menurut Pandiyana, bangunan di Blok Dahlia rusak karena Perumnas selaku pengelola rumah susun tak pernah memperbaikinya. Bahkan, para penghuni secara swadaya pernah merenovasi rumah susun yang dibangun pada 1995 itu.

Mengutip perjanjian sewa, Pandiyana yang juga Ketua RW 16, Cengkareng Timur, itu mengatakan Perumnas memiliki kewajiban untuk melakukan pemeliharaan, perbaikan sarana, dan prasarana lingkungan. Perumnas juga berkewajiban melakukan perbaikan apabila ada kerusakan sedang pada unit hunian dan penggantian dilakukan satu kali selama masa perjanjian. Kondisi bangunan blok Dahlia memang memprihatinkan. Tembok bangunannya banyak yang bolong. Rembesan air menetes di sela-sela bangunan. Titik-titik rembesan air banyak dipenuhi lumut. Warna temboknya telah memudar.

Warga Blok Dahlia rencananya direlokasi oleh Perumnas ke Parung Panjang, Bogor. Para penghuni berkeberatan. “Kami penduduk DKI malah direlokasi ke luar DKI,” Pandiyana mengeluh. Menurut dia, biaya hidup akan membengkak jika mereka pindah ke Parung Panjang. Sebab, sebagian besar warga blok Dahlia bekerja di sekitar Cengkareng.

Warga menduga rencana pembongkaran blok Dahlia hanya akal-akalan Perumnas untuk mengusir mereka dan menjual tanahnya kepada pengembang. Di sekitar kawasan itu saat ini dibangun pelbagai infrastruktur oleh pengembang, dari perumahan elite, apartemen, sekolah, hingga pertokoan. “Banyak swasta yang mengincar lokasi ini karena di sini telah menjadi pusat ekonomi baru,” ujar Pandiyana lagi.

Penghuni Dahlia 3, lantai 4, nomor 11, Tino Suharjo, juga mengeluhkan jauhnya tempat relokasi yang disediakan oleh Perumnas. Pria 28 tahun ini sangat khawatir karena hingga kemarin pagi dia belum berhasil membayar sewa untuk bulan ini. “Sesuai surat, pengosongan akan dilakukan bulan ini,” tutur dia.

Dalam surat perjanjian sewa milik Tino, disebutkan perjanjian terhenti apabila jangka waktu sewa berakhir dan perpanjangan tidak dilakukan. Selain itu, perjanjian sewa berakhir jika penyewa mengundurkan diri atau memutuskan perjanjian sebelum jangka waktu perjanjian berakhir, serta pemilik memutuskan perjanjian secara sepihak. Tapi, menurut dia, surat perjanjian sewa penghuni lainnya tidak menyebutkan bahwa pemilik bisa melakukan pemutusan perjanjian secara sepihak.

Warga Dahlia pun memutuskan untuk tak tinggal diam. Selain melakukan aksi penolakan, mereka berencana menggugat Perumnas. Saat ini, mereka telah menunjuk pengacara dan mengumpulkan salinan kartu tanda penduduk sebagai syarat mengajukan gugatan ke pengadilan.

Manajer Cabang Jakarta I Perumnas Harley Sendow belum memberikan penjelasan. Tempo mendatangi kantornya di Cengkareng, depan rusunawa Bumi Cengkareng Indah, tapi melalui seorang petugas keamanan dia menyatakan menolak diwawancarai. “Bapak enggak mau diwawancarai,” kata dia.

GANSAR PARIKESIT
Tags

Post a Comment

0Comments
Post a Comment (0)